Stola Pejabat Gereja di GKJW

Stola Pejabat Gereja di GKJW



GKJW
Pemakaian stola bagi beberapa pejabat gerejawi GKJW diputuskan batin (hati) sidang Majelis Agung ke-87 GKJW dari tahun 1997. Masing-masing alat negara gereja memakai stola dan gambar yang berbeda. Sementara pemakaian warna stola berdasarkan jadwal gerejawi.

3. Kenapa ada bermacam-macam Gereja? Dari hakekatnya Gereja itu baka satu. Hanya saja gereja yang satu itu menampakkan fisik dalam keberbagaian. Dan heterogenitas itu disebabkan oleh hal-hal kasatmata dan negatif. Hal positif, misalnya: famili percaya ingin menghayati imannya dengan budaya dan bahasanya, andaikata : dipandang dari bibir ini maka akan dijumpai berjebah macam gereja, misalnya Greja Kristen Hio Wetan (GKJW), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Basilika Kristen Pasundan (GKP), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan lain sebagainya. Sedangkan nan disebabkan oleh hal negatif, apakala karena konflik atau perpecahan. Ketidakcocokan sekelompok bangsa gereja terhadap gereja, berlalu mendorong mereka untuk mendirikan katedral baru.
Disamping dua faktor diatas juga masih bekah kemungkinan terjadi keberagaman gereja, bersama-sama pemahaman manusia tentang Alkitab memang selalu terbatas. Ada basilika yang menekankan bagian mapan dari Alkitab, misalnya ihwal kuasa Roh Kudus, ada gereja yang berusaha memahami secara utuh Alkitab. Distribusi kita yang terpenting merupakan menghayati dan menerima Yesus Kristus laksana Tuhan dan Juru Selamat, kemudian melibatkan diri secara belacak dan bertanggung jawab di berarti (maksud) Gereja dimana kita menjadi anggotanya. Sementara gereja itu masih berada di dunia, maka lain akan pernah ada dom yang sempurna. Oleh bersama-sama itu kita perlu abadi menempatkan diri kita menjadi bab dari gereja tertentu dengan menyadari kekurangan yang terdapat di batin (hati) gereja itu. Tidak terhidang salahnya apabila kita menganggap basilika seperti milik atau balai kita sendiri. Dengan demikian sekalipun, barangkali, kita menemukan beraneka kekurangan atau kelemahan didalam dom kita, kita tidak mau dengan gampang pindah ke gereja lain. Kalau kita alih ke gereja lain atas mengalami kekecewaan atau ketidakpuasan, berwai akan sangat mungkin aku akan kembali mengalami kekecewaan berbeda di tempat yang baru. Tiap(-tiap) anggota jemaat dapat mengambil bagian dalam membenahi kekurangan yang terdapat pada gerejanya. Basilika amat membutuhkan warga nang secara tekun dan andal turut ambil bagian analitis pekerjaan Tuhan. Mereka ini andai benih yang baik bagi kedewasaan dan pertumbuhan gereja.

Peranan Anak Gereja. Tuhan mendirikan dom di dunia ini agar dunia dapat merasakan acara yang dipenuhi dengan bersetuju sejahtera dan keadilan dengan kebenaran. Oleh karena itu orang-orang beriman yang adalah bagian mulai gereja dipanggil untuk nyalar mampu mewujudnyatakan iman percayanya batin (hati) kehidupan sehari-hari, agar bersetuju sejahtera, keadilan dan bahan sungguh-sungguh dirasakan oleh dunia. Di sinilah jabatan serta warga gereja banget diperlukan bagi tumbuh dengan berkembangnya Gereja milik Tuhan. Betapa warga gereja bisa mewujudnyatakan fungsi sertanya?

Warna putih melambangkan makna: kudus, sukacita, kebenaran, kemenangan, denyut baru, kemuliaan kekal bersama terang Ilahi.
Warna merah melambangkan makna: antusiasme dan darah, juga menyuarakan pengabdian dan semangat.
Warna hijau melambangkan makna: pengharapan, kehidupan dan pertumbuhan, juga menunjuk dari kehidupan kontemplatif.
Warna ungu melambangkan makna: kebijaksanaan, kera diri, kemuliaan dan pertobatan.
Pemakaian Figur Stola:
Putih : Minggu-minggu perayaan, kira-kira sakramen, Perkawinan dan Sidi.
Merah : Minggu Palmarum, Jumat Agung dan Pentakosta.
Hijau : Minggu-minggu biasa (trinitatis).
Ungu : Minggu Mula Paskah, Kebaktian perkabungan, kurun Adven dan pertobatan.
Catatan :
Jika cawis pelayanan khusus (sakramen, perkawinan, sidi, pertobatan) dari Minggu-minggu biasa dan idiosinkritis (hari raya, pra-Paskah, palmarum dengan Adven), maka warna stola yang dipakai adalah warna perlu pelayanan khusus. Contoh, demi pelayanan sakramen atau Makbul (putih) pada minggu pra-Paskah alias Adven (ungu), warna stola nan dipakai adalah warna putih.

Di alam dana. Dalam menjalankan kegiatannya dom senantiasa membutuhkan dana nang tidak sedikit. Sumber bea yang utama adalah berawal warga jemaat. Disamping dedikasi minggu, atau ibadah keluarga, rata-rata gereja juga memberikan fasilitas bagi warga untuk menyampaikan Pengabdian Bulanan, Ucapan Syukur alias Persepuluhan. Pengalaman mengajarkan hingga warga jemaat dengan belacak sukacita mendukung dana perlu keperluan pelayanan.
Kita selaku anak percaya mengakui bahwa berarti (maksud) kehidupan sehari-hari Tuhan senatiasa memberikan berkat dan kecukupan. Bahkan cawis saat tertentu kita bagi berkat istimewa, misalnya eskalasi pangkat, ulang tahun, bersetuju kelas atau lulus menjadi sarjana, dan lain sebagainya. Selaku bani jemaat seyogyanya pada kurun kita mendapatkan berkat-berkat ajaib itu kita perlu menyisihkan kira-kira berkat yang berupa anggaran untuk kita serahkan terhadap gereja sebagai persembahan bicara syukur.

Hubungan Bangsa Jemaat dengan Umat lain
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kita hidup di celah masyarakat majemuk. Majemuk betapa hanya dalam hal agama, melainkan juga dalam hal ambang pendidikan dan sosial ekonomi. Dalam kenyataan kemajemukan itu mempengaruhi sistem warga masyarakat bergaul. Tentu hal ini wajar atas wawasan seseorang akan menentukan corak pergaulannya. Oleh karena itu bak warga jemaat yang ialah pengikut Kristus yang setia, saya dipanggil untuk senantiasa cakap menempatkan diri dengan sebaik-baiknya di mana jua kita tinggal. Sesanti TUHAN ITU Amanah KEPADA SEMUA ORANG haruslah selalu kita ingat dan apalagi kita pakai sebagai bantal untuk bergaul dengan anak lain, siapapun mereka.

Ibadat famili Yahudi dan Perkembangannya di Jemaah Kristen.
Pada zaman Yesus ,ada tiga asal ibadat orang Yahudi merupakan Bait suci di Yerusalem, sinagoge bersama rumah. Setiap tempat ini kira mempengaruhi tata kehidupan Kristen. Namun dalam rangka pembahasan ini, pron abdi memaparkan tradisi ibadat di gedung tangga Yahudi.
Orang-orang Kristen anyar melanjutkan tradisi ibadat Yahudi di Kuplet suci dan sinagoge, tetapi upacara perjamuan bermula dari penghidangan makanan kudus di rumah. Patuh more info ajaran dan sistem Yudaisme, gedung atau kehidupan rumah itu cuma dianggap sebagai pusat ibadat. Bani tua mempunyai tugas buat memberi pengajaran kepada anak-anak mereka di rumah.
Dalam denyut rumah tangga, roti dirayakan bersama berekhah. upacara-upacara pemberian hidayah atas makanan dan anggur. Agak cukup lama upacara di balai ini menjadi pusat nang penting dalam kegiatan ibadat yang juga dilakukan atas Yesus dan pengikut-pengikutNya : orang-orang Kristen perdana. Berekhah merupakan salah satu dari berkat-berkat terpenting batin (hati) Yudaisme. Berekhah ini merupakan “sebuah ekspresi kuno bagian doa bangsa Yahudi yang berasal dari Tata Kuplet Suci. Berekhah mempertegas animo orang Yahudi tentang pengedepanan edisi dan pengkudusan segala barang dari setiap tindakan Allah dan ucapan syukur..berekhah adalah “korban puji-pujian” bangsa Yahudi yang mengkuduskan saban tindakan dalam hidup saban hari. Pada masa Yesus, aksi pengudusan seluruh hidup bukan hanya di bait suci, namun juga dinyatakan pada kala menyantap makanan yang awam di rumah pada yaum sabat atau perayaan-perayaan lainnya.
Mengenai habuan sabat, kepala rumah skala mengambil roti, mengucapkan berekhah, belakang hari itu roti dipecah-pecahkan. Berekhah mulai dengan kata-kata sebagai berikut :”diberkatilah Kamu ya Tuhan Allah kami, Emir alam semesta … Pemisahan roti itu belum termasuk makan, akan tetapi merupakan upacara yang dianggap bab dari doanya. Selama dahar roti tersebut, dua ayan atau cawan anggur diisi. Kemudian berdoa, barulah seluruh bangsa makan bersama. Setelah kemunca makan, kepala keluarga mengisi batil yang ketiga dan mengucapkan berkat yang lain. Itulah nan merupakan doa sesudah makan. Yesus Kristus mengetahu desain ini pada waktu Hajatan malam terkhir. Yesus belaka menggantikan kata-kata berkat Yahudi yang biasa dengan kata-kata sendiri.
Rasul Paulus akhirnya memindahkan acara makan bersama ke permulaan ibadat Himpunan Kristen dan non Kristen makan dulu, sesudahnya orang yang belum Kristen pergi, barulah peralatan kudus dimulai. Berikutnya memecahkan roti, berdoa. Berekhah dengan memberkati piala anggur, dijadikan berkat syukur agung dan Kenduri kudus oleh gereja (Katolik).
jasa SEO - PAUD Terbaik di Ponorogo - SD Terbaik di Ponorogo - Jasa Pijat Refleksi Urat Syaraf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *